Kamis, 13 Agustus 2009

Aktiva

AKTIVA TETAP

BAB I
AKTIVA TETAP
1.1 Sifat aktiva tetap

Aktiva tetap (fixed asset) adalah aktiva – aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai yang digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Yang termasuk aktiva tetap misalnya bangunan, perlengkapan. Berikut beberapa karakteristik



AKTIVA TETAP

BAB I
AKTIVA TETAP
1.1 Sifat aktiva tetap

Aktiva tetap (fixed asset) adalah aktiva – aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai yang digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Yang termasuk aktiva tetap misalnya bangunan, perlengkapan. Berikut beberapa karakteristik aktiva tetap :
1. Aktiva tetap diperoleh untuk dipakai dalam kegiatan – kegiatan usaha. Nilai aktiva tetap berasal dari jasa yang diberikanny, bukan dari potensinya untuk dijual kembali. Perusahaan mempertimbangkan untuk menjual kembali aktiva tetap hanya setelah aktiva tetap tersebut dipakai secara internal untuk mengucurkan pendapatan selama beberapa periode akuntansi.
2. Aktiva tetap menyediakan manfaat selama beberapa peride akuntansi. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan .

1.2 Biaya perolehan aktiva tetap

Biaya perolehan disebut juga biaya histories karena merupakan dasar untuk akuntansi aktiva tersebut pada periode – periode kemudian. Biaya perolehan aktiva tetap terdiri atas harga belinya, termasuk bea impor dan PPN masukan tdak boleh restitusi, dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa suatu kativa tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja utnuk penggunaan yang dimaksudkan Contoh biaya – biaya seperti ini adalah biaya yang muncul kerena kesalahan pemasangan aktiva tetap atau kerusakan selama pemasangannya. Biaya – biaya ini dimasukkan ke dalam pos biaya lain – lain. Suatu perusahaan dapat membeli suatu aktiva secara tunai, kredit atau menukarkannya dengan aktiva yang lain. Jika sebuah aktiva dibeli secara tunai akuntansi untuk pembeliannya relative sederhana.
Contoh : Sebuah perusahaan membeli sebuah bis, maka jurnalnya yaitu :
Bis 120.000.000
Kas 120.000.000
1.2.1 Bunga tidak dikapitalisasi

Biaya pembelian suatu aktiva tetap biasanya tidak menyertakan bunga, baik secara implicit maupun eksplisit; meskipun ada beberapa pengecualian untuk aktiva yang dibangun sendiri. Sebagai contoh CV. Armada membeli sebuah Toyota Kijang seharga Rp20.000.000,00 dan baru akan melunasi pembelian tersebut 1 tahun kemudian, tanpa dikenakan biaya pinjaman oleh penjualnya. Dalam kasus seperti ini, nilai waktu uang (timevalue) perlu diperhitungkan, dan tentunya perusahaan dianggap tidak mungkin mendapatkan pinjaman bebas bunga. Maka dari itu harga beli Toyota Kijang sebenarnya dapat dianggap kurang dari Rp20.000.000,00. Jika suku bunga yang berlaku dianggap 20%, maka pembelian aktiva mobil Kijang itu akan dicatat pada Rp16.670.000,00. Jumlah ini merupakan nilai sekarang dari Rp20.000.000,00 yang didiskontokan pada tariff suku bunga 20%. Perbedaan Rp333.000 antara harga yang ditetapkan sebesar Rp20.000.000 dengan nilai sekarang sebesar Rp16.670.000 akan dianggap sebagai beban bunga.

1.2.2 Biaya perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri

Apabila sebuah gedumg dibangun sendiri, maka biaya gedung semestinya meliputi semua biaya konstruksi gedung. Biaya – biaya konstruksi meliputi honor jasa arsitektural, IMB, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, sejumlah biaya administrasi, dan biaya selama masa pembangunan gedung. Kapitalisasi biaya (capitalized cost) adalah semua biaya dicatat sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva dan disusutkan selama masa manfaat aktiva. Sebagai ilustrasi, diasumsiakn bahwa PT. X mengeluarkan biaya – biaya berikut selama proses pembangunan gedung yang akan dipakai dalam kegiatan – kegiatan usahanya :
Honor jasa arsitektural 6.000.000
IMB 2.200.000
Ekskavasi tanah 4.000.000
Bahan baku 80.000.000
Tenaga kerja 22.000.000
Biaya – biaya daministrasi 800.000
Biaya asuransi selama konstruksi 300.000
Bunga atas pinjaman untuk konstruksi 120.000
115.420.000
Jumlah biaya gedung ada;ah Rp. 115.420.000, yang akan didebit ke rekening gedung dengan melakukan entri jumlah seperti ini :
Gedung 115.420.000
Kas, utang dagang dll 115.420.000

1.2.3 Bunga dikapitalisasi

Biaya – biaya pinjaman yang dikeluarkan selama periode pembangunan atas dana yang dipinjam dan diinvestasikan dalam aktiva akan dimasukan dalam biaya perolehan aktiva. Dengan demikian, biaya diperlakukan sebagai biaya perolehan dengan cara yang sama seperti halnya biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku yang dikeluarkan selama pembangunan. Bunga pinjaman yang dikapitalisasi (interest capitalized) ini seharusnya diungkapkan. Kapitalisasi biaya pinjaman ini perlu memenuhi tiga persyaratan :
Θ pengeluaran untuk aktiva tersebut telah mulai dilakukan
Θ Biaya pinjaman sedang terjadi
ΘAktivitas yang dibutuhkan untuk mempersiapkan pembangunan atau memproduksi aktiva tertentu sedang berlangsung.
Sebagai ilustrasi misalnya PT X meminjam dana Rp400.000.000 dengan suku bunga 24% untuk mendanai pembangunan sebuah ruko. Bunga pinjaman sebesar Rp8.000.000,00 dibayar perbulan. Selama periode pertama, pengeluaran untuk pembangunan ruko tersebut berjumlah Rp100.000.000,00. Biaya pinjaman yang dikapitalisasi Selama bulan pertama ini adalah sebesar :
Akumulasi pengeluaran konstruksi rata – rata :
Akumulasi pengeluaran konstruksi pada awal bulan 0
Akumulasi pengeluaran konstruksi pada akhir bulan 100.000.000
Akumulasi pengeluaran konstruksi rata – rata 50.000.000
Tarif bunga bulanan 2% (24% / 12) 0.02
Bunga dikapitalisasi untuk bulan ini 1.000.000
Bunga akan dikapitalisasi sampai pembangunan ruko berakhir. Laporan keuangan di masa yang akan datang juga akan terpengaruh. Jikalau perusahaan membangun sendiri aktivanya, beban penyusutan setiap tahun pemakainya akan lebih tinggi karena biaya perolehannya yang lebih mahal, dan karena itu pendapatan sebelum pajak penjualan akan lebih rendah. Kemungkinan lain, jika perusahaan menjual aktiva, laba kotor penjualan akan lebih rendah karena biaya pokok penjualannya lebih tinggi, dan penghasilan sebelum pajak akan lebih rendah.

1.3Tanah

Tanah sangat berbeda dari aktiva lainnya. Tanah pada umumnya tidak kehilangan pada masa manfaat potensial maupun nilainya bersamaan dengan berlalunya waktu.Biaya perolehan tanah haruslah tidak disusutkan atau dialokasikan sepanjang tidak terdapat bukti kuat adanya penurunan manfaat potensial dan nilainya.Dengan demikian. Tanah biasanya tidak dianggap sebagai asset yang tersusutkan. Namun demikian, menurut SAK Indonesia, tanah yang memiliki masa manfaat terbatas bagi perusahaan akan diperlakukan sebagai aktiva yang tersusutkan. Misalnya PT Y mengeluarkan biaya – biaya berikut pada waktu membeli tanah untuk dipakai sebagai lokasi gedung kantornya :
- harga beli tanah 32.000.000
- komisi perantara 200.000
- bea balik nama 3.200.000
- biaya notaris 4.000.000
- penghancuran bangunan lama 6.000.000
- kurang : nilai residu 300.000 5.700.000
- perataan kondisi tanah 400.000
45.500.000

Berdasarkan data diatas, maka biaya perolehan tanah akan dicatat dalam reekning tanah dengan ayat jurnal seperti :
Tanah 45.500.000
Kas 45.500.000

1.4 Perlengkapan

Adakalanya perusahaan membeli perlengkapan, semua pajak pertambahan nilai, biaya pengiriman, dan biaya – biaya lainnya yang membuat perlengkapan tersebut siap digunakan diperlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva perlengkapan tersebut. Contohnya PT X membeli mesin diesel seharga 16.000.000,00 dengan syarat 2/10,n/30; biaya angkut truk yang dikeluarkan untuk pengriman mesin adalah 92.000,00. Dari data ini maka biaya perolehan mesin tersebut dihitung :
Harga beli 16.000.000
Kurang : potongan 2% 320.000
Pembelian bersih 15.680.000
Biaya angkut 340.000
Biaya asuransi 60.000
Biaya pasang dan uji 92.000
Jumlah biaya 16.172.000
Ayat jurnalnya yaitu :
Perlengkapan 16.172.000
Utang dagang 16.172.000

1.5 Penyusutan

Aktiva – aktiva tetap seperti bangunan pabrik, fasilitas mesin produksi, dan perlengkapan pabrik berangsur – angsur kehilanagn kemampuannya memberikan manfaat atau jasanya. Akibatnya, biaya – biaya perolehan bangunan pabrik, mesin produksi, dan perlengkapan pabrik haruslah ditransfer ke rekening – rekening beban dalam suatu cara sistematik selama masa manfaatnya. Penyusutan atau depresiasi adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaatnya. Tujuan pokok penyusutan adalah mencapai prinsip pengaitan (matching principles), yaitu mengaitkan pendapatan pada satu periode akuntansi dengan biaya dari barang – barang dan jasa yang dikonsumsi guna menghasilkan pendapatan tersebut. Beban penyusutan (depreciation expense) adalah biaya perolehan aktiva tetap yang diakui sudah dikonsumsi selama periode akuntansi. Akumulasi penyusutan adalah bagian dari biaya perolehan aktiva tetap yang dialokasikan ke penyusutan sejak aktiva tersebut diperoleh.

1.5.1 Penyusutan merupakan proses alokasi

Proses penyusutan melibatkan pengaitan biaya perolehan aktiva sebagai suatu beban terhadap pendapatan. Penyusutan bukanlah suatu upaya untuk memberikan estimasi nilai aktiva pada suatu saat tertentu. Dari perspektif akuntansi, penyusutan merupakan proses alokasi. Yaitu biaya perolehan asset dialokasikan ke dalam periode – periode dimana perusahaan menerima manfaat – manfaat dari asset tersebut. Walaupun penemuan beban ini tergantung pada estimasi – estimasi subyektif, namun akuntan meyakini bahwa manfaat – manfaat bagi pembaca laporan keuangan dengan mengakui beban penyusutan ini melebihi subyektivitas estimasi tadi.

1.5.2 Penyusutan bukan konsep penilaian

Penyusutan merupakan proses alokasi biaya (cost collection), bukan merupakan proses penilaian. Aktiva tetap bisa sangat berbedadari niali pasarnya. Penyusutan digunakan untuk mengalokasikan biaya perolehan sebuah aset selama taksiran masa manfaatnya, terlepas dari berapa pun nilai pasar sekarangnya.

1.5.3 Penyusutan bukan merupakan sumber langsung kas

Peyusutan bukan merupakan beban tunai, dalam pengertian bahwa penyusutan tidak memerlukan pembayaran kas pada waktu beban tersebut dicatat. Pengeluaran kas hanya terjadi tatkala dilakukan pembayaran untuk aktiva terkait. Akibatnya pemyusutan tidak menyebabkan arus keluar maupun arus masuk kas langsung. Penyuustan merupakan beban yang dapat dikurangkan dalam penghitungan pajak penghasilan perusahan. Penyusutan adalah beban bukan tunai yang mnegurangi penghasilan kena pajak. Semakin rendah penghasilan perusahaan, maka semakin rendah arus kas untuk pajak penghasilan. Oleh karena itu, semakin banyak beban penyusutan untuk keperluan pajak, maka seamkin banyak kas yang mampu ditahan oleh perusahaan melalui pembayaran pajak yang lebih rendah.

1.5.4 Sebab – sebab penyusutan

Masa manfaat suatu aktiva adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan . Estimasi masa manfaat suatu aktiva yang dapat disusutkan adalah suatu masalah pertimbangan yang umumnya berdasarkan pengalaman denagn jenis aktiva yang serupa.Masa manfaat suatu aktiva dapat dibedakan menurut factor – factor :
1. Sebab – sebab fisik meliputi keusangan yang diakibatkan pemakain operasional dan kerusakan yang disebabkan oleh berlalunya waktu, serta kemunduran fisik yang disebabkan oleh factor – factor klimatik. Kemunduran kondisi fisik aktiva biasanya mematok batas maksimal untuk estimasi masa manfaat aktiva tersebut
2. Sebab – sebab fungsional, membatasi masa manfaat aktiva. Keusangan merupakan kejadian yang lazim dalam perekonomian yang maju secara technologies, mana kala sebuah aktiva menjadi usang karena pengenalan teknologi baru. Ketidak memadai terjadi manakala sebuah aktiva tidak lagi cocok untuk kegiatan – kegiatan perusahaan, walaupun aktiva itu sesungguhnya masih baik secara fisik

1.5.5 Metode – metode komputasi beban penyusutan

Terdapat empat metode penyusutan yang biasa dipakai :
1. Metode garis lurus
2. Metode satuan produksi
3. Metode saldo menurun
4. Mtode jumlah angka tahun.
1. Metode Garis lurus mengalokasiakn beban penyusutan yang sama besarnya selama masa manfaat aktiva. Beban penyusutan tahunan ditentukan dengan mengurangkan taksiran nilai sisa dari biaya perolehan aktiva dan kemudian dibagi dengan taksiran masa manfaat aktiva yang dapat disusutkan. Metode garis lurus sering digunakan sebagai metode penyusutan dalam perusahaan di karenakan :
a. Manajemen meyakini bahwa aktiva memberikan manfaat yang setara sepanjang taksiran masa manfaatnya.
b. Dibandingkan dengan metode lainnya, metode garis lurus lebih mudah diterapkan.
c. Metode ini cenderung menghasilkan jumlah laba lebih tinggi dalam tahun – tahun awal masa manfaat aktiva.
Rumus metode ini yaitu :
Biaya perolehan nilai residu
Beban penyusutan pertahun =
Taksiran masa manfaat aktiva



Beban penyusutan pertahun = (biaya perolehan – nilai residu) x tarif garis lurus)



100%
Tarif garis lurus =
Taksiran masa manfaat




Contoh :
Biaya perolehan sebuah mobil Suzuki Pick UP adalah sebesar Rp 10.000.000,00 nilai residunya adalah Rp 2.000.000,00 dan masa pakainya adalah 4 tahun . Penyusutan tahunan untuk aktiva mobil tersebut dihitung sebagai berikut :

Biaya perolehan Rp 10.000.000,00 – nilai residu Rp 2.000.000,00 = Rp. 2.000.000
Masa pakai 4 tahun
Table penyusutan untuk metode garis lurus
Tahun
Biaya perolehan
Tarif
Beban penyusutan
Akumulasi penyusutan
Nilai buku





10.000.000
2001
8.000.000
25%
2.000.000
2.000.000
8.000.000
2002
8.000.000
25%
2.000.000
4.000.000
6.000.000
2003
8.000.000
25%
2.000.000
6.000.000
4.000.000
Biaya perolehan dikurangi nilai residu
Beban penyusutan senantiasa sama setiap tahunnya
Akumulasi penyusutan meningkat Rp. 2.000.000 tiap tahun
Niali buku menurun Rp. 2.000.000 tiap tahunnya2004
8.000.000
25%
2.000.000
8.000.000
2.000.000




2. Metode satuan produksi
Metode ini mengalokasiakn penyusutan ke periode – periode waktu berdasarkan keluaran aktiva. Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang berbeda – beda selama masa pemakaian aktiva. Masa manfaat aktiva dinyatakan dari segi satuan – satuan kapasitas produktif seperti jam mesin atau pun kilometer. Persamaan untuk menghitungnya yaitu :
Biaya perolehan – nilai residu
Beban penyusutan perunit produksi =
Taksiran jumlah unit produksi



Beban penyusutan = satuan produksi selama 1 periode X beban penyusutan persatuan produksi




Metode satuan produksi dipakai pada saat : :
a) kapasitas manfaat suatu aktiva dapat ditaksir secara memadai
b) terdapat hubungan langsung antara penggunaan aktiva dengan penurunan potensi jasanya.
Contoh – contoh aktiva dengan pola pemakaian yang bervariasi, terhadapnya metode unit produksi ini paling tepat, adalah pesawat terbang, dimana masa manfaatnya ditaksir dalam kilometer pemakaian; dan mesin produksi tertentu dimana masa manfaatnyadari segi unit produk yang dihasilkan atau jam pemakaian mesin.

3. Metode penyusutan dipercepat

Metode ini mengalokasikan bagian ayng lebih besar dari biaya perolehan aktiva ke periode – periode awal masa manfaat aktiva dan semakin kecil pada periode – periode akhir aktiva . Beberapa perusahaan yang cenderung memakai metode ini diantaranya dikarenakan oleh :
a) Perusahaan mengakui bahwa jasa ayng dihasilkan oleh aktiva cenderung merosot seiring dengan berlalunya waktu
b) Beban reparasi atau perbaikan kemungkinan lebih tinggi pada tahun – tahun akhir daripada tahun – tahun awal masa manfaat aktiva.Dengan demikian jumlah beban reparasi dan penyusutan tetap konstan selama periode manfaat aktiva.
c) Aktivanya merupakan aktiva berteknologi tinggi yang cepat menjadi usang.

Metode penyusutan dipercepat dibagi menjadi dua Double declining balance method dan sum of the years digit method karena jumlah penyusutannya menurun dalam periode – periode berikutnya

4. Metode saldo menurun ganda
Metode ini memakai dua kali tariff yang dipakai dalam metode garis lurus dan nilai residu tidak diperhitungkan dalam kalkulasi metode saldo menurun ganda. Formulanya yaitu :
Penyusustan per tahun = 2 x tarif garis lurus x nilai buku pada awal tahun
= 2 x 1/ masa manfaat x nilai buku pada awal tahun



Ada dua hal penting yang menyangkut metode saldo menurun ini :
a) Metode ini merupakan satu – satunya metode penyusutan yang tidak memperhitungkan niali residu pada saat menghitung penyusutan periodic.
b) Tarif penyusutan diterapkan terhadap nilai buku yang tersisa dalam setiap periode.

4. Metode jumlah angka tahun

Metode ini mengalokasiakn penyusutan dengan mengalikan biaya perolehan aktiva yang tersusutkan dengan tariff penyusutan. Metode menganggap bahwa produktivitas aktiva akan berkurang pada tahun – tahun akhir masa manfaatnya. Rumusnya yaitu :
Beban penyusutan = biaya perolehan yang tersusutkan X periode manfaat yang tersisa / jumlah angka / tahun.





1.5.6 Faktor – factor dalam komputasi penyusutan

Biaya perolehan aktiva tetap adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk mendapatkan suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi samapi dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat siap untuk digunakan.
Masa manfaatnya merupakan periode waktu dimana aktiva tersebut diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan; atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan. Dalam menghitung taksiran masa manfaat aktiva kita harus mempertimbangkan hal – hal berikut :
a) pengalaman masa lalu dengan aktiva sejenis,
b) kondisi aktiva saat ini,
c) kebijakan reparasi dan pemeliharaan aktiva perusahaan,
d) tren industri dan teknologi saat ini, dan
e) kondisi local seperti cuaca.
Nilai sisa /residu : jumlah bersih yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aktiva setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan. Nilai residu merupakan suatu estimasi dan sering didasarkan pada pengalaman manajemen di masa lalu. Aset tidak boleh disusutkan di bawah nilai residu.

1.5.7 Pelepasan aktiva tetap

Aktiva tetap bisa saja tidak lagi berfaedah bagi perusahaan karena beberapa sebab bisa karena sudah usang, aktiva yang baru sudah berteknologi tinggi ataupun dicuri atau musnah karena bencana alam. Jikalau perusahaan masih memakai aktiva tersebut, beban penyusutan dan akumulasi penyusutannya haruslah tetap tercantum daalm buku besar. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga pertanggungjawaban atas aktiva tersebut. Apabial niali buku aktiva tadi dihapuskan dari buku besar, maka rekening – rekening buku besar tidak akan mempunyai bukti kelanjutan keberadaan aktiva itu.

Pembesituaan aktiva tetap

Manakala kativa tetap tidak lagi berharga dan mesti dibesituakan, maka biaya perolehan dan saldo akumulasi dihilangkan dari catatan – catatan akuntansi. Apabila semua biaya perolehan aktiva sudah disusutkan, tidak ada kerugian dalam pelepasan aktiva tersebut. Sebaliknya bila biaya perolehannya belum disusutkan secara penuh, maka biaya perolehan yang belum sempat disusutkan merupakan kerugian atas pelepasan aktiva.

Penghancuran aktiva tetap
Penghancuran aktiva tetap bisa disebabkan karena kecelakaan, kebanjiran, kebakaran, dan bencana alam sehingga menyebabkan perusahaan rugi.

Penjualan aktiva tetap
Perusahaan kerap kali melepas aktiva tetapnya dengan menjual aktiva tetap tersebut. Dengan membandingkan nilai buku aktiva denagn harga jualnya, perusahaan bisa mendapat untung atau menanggung rugi atas penjualan tersebut. Apabila harga jual lebih tinggi daripada niali buku aktiva, maka perusahaan menangguk untung. Sebaliknya bila harga jual ternyata di bawah nilai buku maka perusahaan menderita kerugian.

Pertukaran aktiva tetap
Aktiva – aktiva nonmoneter (nonmonetery assets) adalah aktiva – aktiva yang harganya dapat berubah – ubah sepanjang waktu, seperti persediaan, property, pabrik dan perlengkapan . Dalam akuntansi untuk pertukaran aktiva nonmoneter, perusahaa biasanya mendasarkan jumlah yang tercatat pada harga pasar wajar aktiva yang diterima, yang mana yang lebih jelas terbukti.
Pertukaran aktiva tetap tidak sejenis
Untuk pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis (exchange of dissimiliar plant assets), perusahaan mencatat aktiva baru pada harga wajar aktiva yang diterima atau aktiva yang diserahkan, mana saja yang terbukti lebih jelas. Perusahaan biasanya akan mencatat aktiva baru yang diterima pada :
a. harga tunai ayng ditetapkan dari aktiva baru , atau
b. harga pasar wajar aktiva yang diserahkan ditambah kas yang dibayar.

Pertukaran aktiva tetap sejenis
Aktiva tetap yang lama kerapkali ditukarkan dengan aktiva tetap baru yang sejenis. Dalam kondisi seperti ini, penjual maupun pembeli menyepakati nilai aktiva lama yang dipertukarkan. Nilai tukar ini bias saja lebih besar ataupun lebih kecil daripada nilai buku aktiva lama yang ditukar. Nilai aktiva lama yang ditukarkan ini disebut potongan pertukaran (trade in allowance)

1.6 AKTIVA – AKTIVA TIDAK BERWUJUD
1.6.1 Paten

Hak paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh pemerintah kepada pemiliknya untuk memproduksi, menjual, atau menggunakan suatu temuan selama 17 tahun. Hak paten mencegah competitor sekadar meniru suatu temuan baru sampai sipenemunya memiliki periode waktu yang memadai untuk menangguk imbalan ekonomik atas produk baru temuannya.


Contoh : Pada 1 Januari PT. Cipta Intelektual memperoleh hak paten seniali
Rp. 40.000.000. Masa pakai hak paten ini adalah 8 tahun. Entri – entri jurnal untuk mencatat hak paten dan amortisasi hak paten untuk tahun pertama adalah :

1 Jan Hak paten 40.000.000
Kas 40.000.000

31 Des Beban amortisasi 5.000.000
Hak paten 5.000.000


1.6.2 Merek Dagang

Merek dagang adalah simbol, desain, logo yang digunakan bersamaan dengan sebuah produk atau perusahaan tertentu. Nama dagang (trade name) adalah nama merek (brand name) dengannya sebuah produk dijual atau sebuah perusahaan menjalankan bisnisnya.

1.6.3 Goodwill

Goodwill adalah perbedaan antara harga beli yang dibayarkan untuk membeli sebuah perusahaan dengan nilai pasar wajar aktiva teridentifikasi bersih (aktiva dikurangi kewajiban) perusahaan tersebut. Goodwill mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada tingkat yang lebih tinggi daripada normal dalam industri dimana perusahaan tersebut berkiprah. Goodwill berkaitan dengan faktor – faktor seperti manajemen yang tangguh, lokasi perusahaan yang strategis, tenaga kerja yang kompak, dan akses monopolistik terhadap sumber daya yang langka.

1.6.4 Waralaba

Kontrak antara dua belah pihak yang memberikan kepada franchise (pembeli waralaba) hak – hak dan privilese tertentu yang tercakup mulai dari identifikasi nama hingga monopoli penuh suatu jasa.

1.6.5 Hak Cipta Intelektual

Adalah hak eksklusif yang diberikan oleh pemerintah untuk menerbitkan, menjual, atau pengendalian lainnya atas barang – barang kesusastraan atau artistik kepada penciptanya selama masa hidupnya ditambah 50 tahun.

1.6.6 Amortisasi

Adalah alokasi sistematik biaya perolehan aktiva terwujud selama masa manfaatnya. Amortisasi dilakukan dengan mendebit rekening beban amortisasi dan mengkredit rekening aktiva tidak berwujud terkaitMetode yang biasa digunakan adalah metode garis lurus.

1.7 Akuntansi untuk Sumber Daya Alam

Aktiva sumber daya alam merupakan aktiva – aktiva perusahaan dimana perusahaan berhak untuk menggalinya. Aktiva sumber daya alam adalah aktiva produktif yang habis dipakai pada saat dikonversikan menjadi persediaan. Contohnya minyak bumi, deposit mineral, gas alam, dan timah. Karena kegunaan aktiva – aktiva ini berkaitan dengan deplesi sumber daya alam, maka biaya perolehannya haruslah disusutkan selama masa manfaat sumber daya alam tersebut sebanding dengan beban deplesi tahunan.

17.1 Basis deplesi

Tujuannya yaitu untuk mengakpitalisasi biaya – biaya yang kini dikeluarkan oleh perusahaan dengan ekspektasi penerimaan manfaat – manfaat selama beberapa periode dimasa yang akan datang. Deplesi adalah proses amortisasi biaya perolehan sumber daya alam kedalam periode – periode akuntansi yang memperoleh manfaatnya. Basis deplesi adalah jumlah biaya perolehan dikapitalisasi yang tidak diharapkan akan tercakup melalui nilai residu.




17.2 Pencatan deplesi

Alokasi ke beban deplesi didasarkan pada tarif deplesi yang dihitung dengan membagi biaya perolehan deposit mineral dengan taksiran besarnya deposit tersebut. Metode yang biasa digunakan yaitu metode satuan produksi dengan rumus :
Deplesi perunit = basis deplesi – nilai residu
Taksiran unit deppsit/ cadanagn sumber daya alam




Beban deplesi periodic = deplesi perunit X unit digali dalam periode berjalan
























BAB II
KEWAJIBAN
2.1 Kewajiban jangka pendek

Kewajiban jangka pendek (current liabilities) adalah kewajiabn ayng diprediksi akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan atau kurang lebih satu tahun. Kewajiabn ayng akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun kemungkinan tidak akan diungkapkan dalam bagian kewajiabn jangak pendek bilamana :
1. Diprediksi akan dibayar dari aset ayng saat ini terdaftar sebagai aktiva jangak panjang
2. Diduga akan diagntikan denagn kewajiban jangak panjang atau penerbitan surat berharga ekuitas.
Kadar relatif ketidakpastian yang disebabkan oleh kewajiban jangka pendek yaitu :
1. Yang dapat ditentukan ( determinable)
2. Kontinjen (contingent)
Penentuan jumlah rupiah kewajiban jangak pendek yang dapat ditentukan relatif mudah; sedangkan penentuan jumlah rupiah kewajiban kontinjen memerlukan suatu estimasi.
Kerangka umum kewajiban jangka pendek
Kewajiban jangka pendek Kewajiban kontinjen
Yang dapat ditentukan

A. Utang dagang A. Tuntutan hokum
B. Utang lancer B. Garansi
- Wesel bayar
- Bagian yg lancer dr utang jangka panjang
C. Utang deviden
D. Pembayaran dimuka oleh pelanggan
E. Tagihan dari pihak ketiga
F. Kewajiban terutang
- Normal
- Kondisional
a. Pajak penghasilan
b. Kompensasi insentif




b.











2.1.1 Utang dagang

Utang dagang adalah kewajiban jangka pendek kepada para pemasok untuk barang dan jasa yang berikutnya. Utag dagang menunjukan perjanjian kredit informal dengan para pemasok dan biasanya melibatkan hubungan yang berkelanjuta antara pemasok dan pembeli. Jumlah kewajiban utang dagang dengan mudah ditentukan karena didasarkan pada faktur yang diterima dari pemasok atau kreditor.
Conroh penjurnalannnya :
Persediaan 5.300.000
Utang dagang 5.300.000
( untuk mencatat pembelian persediaan secara kredit)
Utang dagang 2.300.000
Kas 2.300.000
( untuk mencatat pelunasan piutang dagang )
Jumlah dalam rekening utang dagang biasanya didukung oleh buku pembantu utang dagang, yang memuat masing – masing rekening untuk setiap orang atau perusahaan terhadapnya perusahaan berhutang.

2.1.2 Wesel bayar

Wesel bayar adalah janji tertulis dan bertanda tangan untuk membayar sejumlah uang pada suatu tanggal tertentu. Surat promes yang diterbitkan oleh perusahaan kepada kreditor disebut utang wesel. Wesel bayar adalah wesel yang dipandang dari sudut peminjam (debitor), sedangkan wesel tagih adalah wesel yang dilihat dari sudut pemberi pinjaman. Selain wesel berbunga, adakalanya debitor atau peminjam dapat pula menerbitkan wesel tidak berbunga (non interest bearing note) bagi pemberi pinjaman atau kreditor. Kendati pun wesel jenis ini tidak menentukan tarif bunganya secara spesifik, namun pihak pemberi pinjaman menetapkan tarif bunganya dan mengurangkan bunga itu dari niali jatuh tempo (maturity value) wesel. Peminjam diberiakn sisa setelah pemotongan bunga. Tarif yang dipakai untuk menghitung jumlah yang dikurangkan dari nilai jatuh temponya disebut tarif diskonto (discount rate), dan pengurangannya disebut diskonto (discount). Jumlah bersih yang diterima oleh peminjam dana tadi disebut hasil diskonto (proceeds)

2.1.3 Bagian yang lancar dari hutang jangka panjang

Utang jangka panjang (long term debt) sering dilunasi melalui serangkaian pembayaran cicilan berkala. Cicilan – cicilan ayng akan dibayar dalam periode waktu satu tahun haruslah dicantumkan di neraca sebagai kewajiban jangak pendek (current liabilities) cicilan yang masih tersisa tetap dicantumkan sebagai kewajiban jangka panjang. Perlakuan sebagai kewajiban jangka pendek tersebut akan dilunasi dengan memakai aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban jangka pendek lainnya.

2.1.4 Utang dividen
Deviden hanya akan tampak sebagai kewajiban apabila telah dilakukan pengumuman resmi pembagian dividen oleh dewan direksi. Dividen merupakan kewajiban jangka pendek karena biasanya dibayarkan beberapa minggu setelah diumumkan.

2.1.5 Pembayaran dimuka oleh pelanggan
Pendapatan atngguhan atau aung muka tercipta karena perusahaan menerima pembayaran dengan kewajiban yang harus dipenuhinya. Kewajiban ini dikonversikan menjadi pendapatan jika jasa atau barang yang berkaitan dilakukan atau diserahkan.

2.1.6 Tagihan dari pihak ketiga
Contoh tagihan dari pihak ketiga ini yaitu premi asuransi tenaga kerja, PPN,

2.1.7 Kewajiabn terutang
Kewajiban terutang disebut juga beban terutang (accrued expense) hal ini harus dicatat karena muncul dari beban – beban tertentu dikeluarkan oleh perusahaan sebelum beban tersebut benar – benar dibayar. Contohnya utang gaji, upah, utang PPH, dan utang bunga.











BAB 3
EQUITY
3.1 Definisi Modal

Modal secara umum mengacu kepada pengeluaran – pengeluaran yang sangat besar yang dilakukan untuk membeli aktiva tetap, mengembangkan lini produk atau membeli anak perusahaan. Proyek modal adalah setiap altenatif yang tersedia untuk membeli, membangun, menyewa, atau merenovasi bangunan, perlengkapan, atau unsur – unsur properti utama jangka panjang lainnya. Keputusan pengeluaran modal (capital expenditur) cukup rumit karena hal ini biasanya berdasarkan kepada prediksi berbagai kejadian, hal ini riskan dikarenakan oleh :
a) Hasilnya sangan tidak pasti
b) Jumlah dana yang terlibat biasanya besar
c) Investasinya membutuhkan komitmen jangka panjang
d) Keputusan ayng diambil mungkin sulit atau mustahil diubah kembali.

3.2 Saham
3.2.1 Kewajiban terbatas dari para pemegang saham

Kewajiban terbatas dari pemegang saham diantaranya :
a) Hak kepemilikan yang dapat dialihkan .
Suatu perusahaan mungkin saja memiliki beberapa kelas saham, dan setiap lembar saham memiliki hak sama seperti saham kelas lainnya. Pemegang saham disebut stock holder atau share holder. Pemegang saham dapat melepaskan sebagian atau semua kepemilikan mereka dalam sebuah perseroan hanya dengan menjual sahamnya. Transfer saham tidak mewajibkan persetujuan dari perseroan atau pemegang saham lainnya. Transfer kepemilikan diantara pemegang saham biasanya tidak berpengaruh atas kegiatan – kegiatan perseroan atau pada aset, kewajiban, dan jumlah ekuitas kepemilikan.
b) Pemisahan kepemilikan dan manajemen
c) Kemampuan menarik modal
Pembelian saham disebuah perseroan sering lebih menggoda bagi investo dibandingkan penanaman modal dalam persekutuan karena seorang pemegang saham mempunyai kewajiban yang terbatas dan sahamnya gampang pula dialihkan.
3.3 Penyajian ekuitas saham

Equity adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan bukanlah merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Modal pemilik di dalam sebuah perseroan terbatas biasanya disebut ekuitas pemegang saham (stockholders equity), ekuitas pemegang andil (shareholders equity), investasi pemegang andil (shareholder investment), atau modal (capital). Sumber pertama modal pemilik adalah modal yang dikonstribusikan oleh para pemegang saham kepada perseroan, yang disebut modal disetor (paid in capital) atau modal ditempatkan (contributed capital). Modal ditempatkan merupakan jumlah investasi langsung oleh pemilik perusahaan di dalam sebuah korporasi. Modal disetor menunjukkan kalim pemegang saham terhadap aset bersih perusahaan disebabkan pembelian modal saham perusahaan. Modal disetor terdiri atas jumlah rekening modal saham (biasa dan preferen) dan tambahan modal disetor (additional paid in capital) untuk saham biasa dan preferen.Saldo modal disetor berubah setiap satu periode fiskal pada saat perusahaan menjual saham tambahan.
Sumber kedua modal pemilik adalah laba bersih yang ditahan di dalam perusahaan, yang disebut laba ditahan atau saldo laba (retained earning). Saldo laba ini merupakan akumulasi laba yang yang ditahan atau disimpan dalam perusahaan. Saldo laba adalah bagian dari ekuitas pemegang saham yang berasal dari himpunan / akumulasi laba bersih dikurangi dengan deviden dan rugi bersih. Laba bersih (net income) meningkatkan saldo rekening saldo laba, dan rugi bersih (net losses) akan mengikisnya.
Contoh : Diasumsikan bahwa sebuah perusahaan diizinkan untuk menerbitkan 30.000 lembar saham preferen konvertibel dengan nilai pari Rp12.000,00, 10% (5 lembar saham biasa untuk 1 lembar saham preferen), semuanya sudah dijual dan beredar.; dan 60.000 lembar saham biasa dengan nilai pari Rp10.000,00 , 40.000,00 lembar saham diantaranya sudah dijual dan beredar. Bagian ekuitas para pemegnag saham pada neraca (dengan asumsi saldo laba Rp32.000.000,00 akan terlihat sebagai berikut :
Ekuitas pemegang saham
Modal disetor :
Saham prefen – nilai pari Rp 12.000, 10%, kumulatif
Konvertibel ; terizin, dijual, dan beredar 30.000 lembar saham 360.000.000
Saham biasa – nilai pari Rp10.000 terizin 60.000
Dijual dan beredar 40.000 lembar 400.000.000
Jumlah modal disetor 760.000.000
Saldo laba 32.000.000
Jumlah ekuitas pemegang saham 792.000.000
3.4 Sumber – sumber modal disetor
Diotorisasi namun belum diterbitkan
Diotorisasi dan diterbitkan
Diterbitkan dan beredar
Diterbitkan namun ditarik kembali
Sumber utama modal disetor berasal dari penertiban saham (capital stocks). Jumlah lembar saham yang diperkenankan diterbitkan oleh sebuah perseroan terbatas dinyatakan dalam akta pendiriannya. Tahap – tahap status saham










3.5 Saham

Perseroan terbatas dimiliki secara kolektif oleh para pemegang saham. Setiap hak kepemilikan dari pemegang saham ditentukan oleh banyaknya lembar saham yang dimilikinya. Apabila perseroan hanya menerbitkan satu kelas saham, maka saham ini disebut saham biasa (common stock). Saham biasa menunjukkan ekuitas residu (residual equity) perusahaan. Hal ini berarti bahwa semua klaim kreditor dan pemegang saham preferen atas aktiva perusahaan berada diatas pemegang saham bilamana terjadi likuidasi perusahaan.
Setiap lembar saham memiliki hak – hak yang sama. Untuk menarik minat pasar, perseroan dapat menerbitkan lebih dari satu kelas saham dengan bermacam – macam hak preferensi. Contoh hak preferensi tersebut adalah preferensi/prioritas mendapatkan jatah dari pembagian laba. Saham seperti ini disebut saham preferen (prefered stock).


3.5.1 Saham bernilai pari dan tidak bernilai pari
Saham berniali pari adalah (par value) adalah angka arbitree (arbitrary amount) yang dikenakan kepada setiap lembar saham dari jenis saham yang ada dan tercetak diatas sertifikat saham.Jika saham dijual diatas niali parinya, maka saham tersebut dikatakan dijual pada agio/premi, dan manakala dijual dibawah nilai parinya disebut dijual pada disagio/diskonto (discount). Jumlah nilai pari dari semua saham yang diterbitkan merupakan modal yuridis (legal capital) dari perusahaan.
Suatu perusahaan menerbitkan saham tidak berniali pari dengan alasan :
a) Menghindari kebingungan . Penggunaan nilai pari dapat membingungkan kalangan pemodal karena nilai pari biasanya tidak sesuai dengan nilai pasar. Penerbitan saham tanpa nilai pari akan menghindarkan sumber kebingungan tersebut.
b) Bertalian dengan undang – undang menyangkut harga penerbitan orisinal perlembar saham. Diskonto atas modal saham (discount on capital stock) merupakan jumlah dengannya nilai pari saham melebihi harga penerbitannya.

3.5.2 Nilai – niali lainnya yang berhubungan dengan saham

Nilai pasar (market value) atau harga pasar (market price) adalah harga saham yang diperjual belikan oleh para investor di pasar modal. Harga saham berfluktuasi setiap harinya dan dipengaruhi secara langsung oleh :
1) Semua faktor yang mempengaruhi kondisi – kondisi ekonomi umum
2) Harapan investor menyangkut perusahaan
3) Laba bersih perusahan.

Harga saham bisa saja berlainan secara subtansial dari nilai parinya dan nilai buku sekarang.

Nilai likuidasi (liquidation value) adalah jumlah yang akan diterima oleh seorang pemegang saham manakala perusahaan menghentiakn kegiatan – kegiatan usahanya dan membagikan sisa kas yang ada kepada para pemegang saham.



3.5.3 Saham preferen
Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham dengan bermacam – macam krakteristik yang membedakannya dari saham biasa. Saham pereferen ini mempunyai satu atau beberapa preferensi di saham biasa. Biasanya preferensi ini berkaitan dengan :
1) Deviden
2) Aset perusahaan manakala perusahaan dilikuidasi

Deviden kas harus dibayarkan kepada para pemegang saham preferen sebelum deviden kas tersebut dibagiakn kepada kalangan pemegang saham biasa. Para pemegang saham pereferen juga sering mempunyai preferensi likuidasi diatas para pemegang saham biasa. Ada beberapa alasan perusahaan menerbitkan saham preferen diantaraya yaitu untuk menghindari hal – hal :
1) Penggunaan obligasi dengan tarif bunga tetap yang mesti dibayar oleh perusahaan terlepas dari berapa pun laba bersihnya.
2) Penerbitan sedemikian banyaknya tambahan saham biasa yang laba persahamnya lebih kecil pada tahun ini dibandingkan tahun – tahun sebelumnya.
3) Pembatasan kendali pemegang saham atas perusahaan karena saham preferen ini umumnya tidak mempunyai hak suara.

Saham preferen yang boleh dikonversikan menjadi saham biasa ini disebut saham preferen terkonversi (convertible preferred stock). Hak khusus konversi ini diharapkan dapat menanggulangi keenggan banyak investor untuk membeli saham preferen. Keengganan iinvestor ini muncul karena nilai pasar saham preferen biasanya tidak emningkat secara signifikan walaupun perusahaan mungkin sangat menguntungkan.

3.5.4 Deviden saham preferen
Sertifikat saham preferen menetapkan jumlah deviden untuk saham preferen tersebut.

3.5.5 Saham preferen partisipasi & nonpartisipasi

Manakala sertifikat saham membatasi deviden atas saham preferen sampai jumlah tertentu yang ditetapkan, maka saham seperti ini disebut saham preferen nonpartisipasi (nonparticipating preferred stock). Sebagian besar saham preferen umumnya bersifat nonpartisipasi. Participating preferred memungkinkan pemegang saham preferen menerima deviden melebihi jumlah yang ditetapkan.

3.5.6 Saham preferen kumulatif dan non kumulatif

Jika saham preferen adalah nonkumulatif, maka pemegang saham preferen akan menerima deviden terlebih dahulu sebelum para pemegang saham biasa diberikan deviden. Preferensi deviden hanya berarti bahwa pemegang saham preferen mesti menerima deviden terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa mendapat bagian deviden manakala deviden tersebut diumumkan.

3.5.7 Peran undewriter, stock transfer agent, dan stock register

Pemakaian jasa underwriter memastikan bagi perusahan bahwa segenap saham yang diterbitkan akan terjual tanpa adanya penundaan dan keseluruhan dana akan tersedia pada tanggal tertentu. Perusahaan tidak menanggung resiko gagal menjual sahamnya. Pihak underwriter yang menanggung resiko tersebut sebagai imbalan atas keuntungan yang diperolehnya dengan menjual saham tersebut kepada masyarakat pada harga sedikit lebih tinggi daripada yang dibayarkannya kepada perusahaan.
Perusahaan – perusahaan terbuka yang besar memakai jasa stock transfer independen dan stock register untuk membuat catatan para pemegang saham dan mereka melakukan pengendalian internal yang ketat atas penerbitan sertifikat – sertifikat saham perusahaan. Transfer agent dan stock register ini biasanya berupa bank besar atau trust companies.

3.5.8 Modal sumbangan

Pada saat perusahaan menerima pemberian modal sumbangan, jumlah aktiva maupun modal pemegang saham juga meningkat sebesar harga pasar aktiva yang diterima. Perusahaan tidak mengakui adanya keuntungan pada saat menerima pemberian; kenaikan modal pemegang saham dianggap sebagai modal disetor.



3.6 Akuntansi untuk penerbitan saham biasa
3.6.1 Penerbitan saham dengan nilai pari secara tunai

Hasil kas (cash proceeds) dari penerbitan saham bernilai pari ada kemungkinan sama, lebih besar, ataupun lebih kecil dari pada niali parinya. Pada saat penerbitan saham biasa dicatat, nilai pari saham dikreditkan ke rekening saham biasa, dan bagian dari hasil kas yang diatas atau dibawah nilai parinya dicatat dalam rekening modal disetor.
Contoh : perusahaan X menetbitkan 30.000 lembar saham biasa yang berniali pari 10.000. Maka jurnalnya yaitu:

Kas 300.000.000
Saham biasa 300.000.000

3.6.2 Penerbitan saham biasa tanpa nilai pari secara tunai

Nilai yang ditetapkan menunjukkan modal yuridis dan karena itu dikreditkan ke saham biasa. Selain itu, pada saat harga jual dari saham tanpa nilai pari melebihi nilai yang ditetapkan (agio saham). Rekening agio saham atau modal disetor melebihi nilai yang ditetapkan (paid in capital in excess of stated value) dilaporkan sebagai bagian dari modal disetor dalam bagian ekuitas pemegang saham.

3.6.3 Penerbitan saham untuk jasa atau aset selain kas

Saham dapat diterbitkan untuk jasa (kompensasi bagi akuntan publik, pengacara, konsultan) atau aset selain kas (tanah, bangunan, dan perlengkapan). Para akuntan biasanya mencatat transaksinya pada nilai wajar dari :
1) Jasa atau properti yang diterima
2) Saham yang diterbitkan

Untuk beberapa jenis aktiva, seperti bangunan dan tanah, perusahaan jasa penilai mungkin dipakai guna menentukan harga pasar sekarang aktiva yang diterima perseroan.



3.7 Pesanan saham
3.7.1 Akuntansi untuk pesanan saham

Penerbitan saham atas dasar pesanan adalah setara dengan penerbitan saham secara kredit. Perusahaan yang menerbitkan saham menerima uang muka (panjar) secara tunai dan mendapat janji akan dibayar secara tunai, piutang dagang, sebesar nilai pembelian yang tertangguh. Piutang, yang disebut piutang kepada pemegang saham, merupakan jumlah yang akan ditagih oleh oleh perusahaan penerbit saham sebelum menerbitkan sahamnya.

3.7.2 Pelaporan saham yang dipesan pada neraca

Pada neraca perusahaan, piutang kepada pemegang saham merupakan suatu aktiva lancar karena umumnya perusahaan menagih piutang tersebut dalam jangka waktu 1 tahun.

3.8 Akuntansi untuk penerbitan saham preferen

Para pemegang saham umunya tidak peduli dengan prediksi keuntungan perusahaan. Bagian rupiah mereka dalam keuntungan perusahaan sudah ditetapkan secara kontraktual. Mereka hanya akan menerima jumlah rupiah deviden sebesar yang tercantum pada lembar saham mereka.

3.9 Akuntansi untuk penerbitan saham dengan konversi obligasi

Ketika suatu perusahaan menerbitkan obligasi terkonversi (convertible bond), perusahaan berharap dapat mengkonversikannya menjadi saham biasa pada masa yang akan datang. Obligasi terkonversi biasanya meliputi ketentuan penarikan (call provision).

3.4 Akuntansi untuk deviden
3.4.1 Deviden kas

Adalah distribusi kas oleh perseroan kepada para pemegang sahamnya. Tiga kondisi yang patut dipenuhi oleh sebuah perusahaan untuk membayar deviden kas :
1) Saldo laba yang mencukupi
2) Kas yang memadai
3) Tindakan formal oleh dewan direksi

3.4.2 Deviden saham

Adalah distribusi pro rata saham kepada para pemegang saham melalui suatu transfer saldo laba ke modal disetor. Saham yang dibagikan biasanya saham biasa dan diterbitkan untuk para pemegang saham biasa. Deviden saham berbeda secara mendasar dari deviden kas karena deviden saham tidak mentransfer aktiva perusahaan kepada pemegang saham.
Deviden saham sering dipandang menguntungkan oleh para pemegang saham walaupun :
1) Mereka tidak menerima aktiva perusahaan
2) Secara teoritis jumlah nilai pasar dari investasi mereka tidak akan membengkak karena jumlah lembar saham yang bertambah tadi akan diimbangi pula oleh kemerosotan harga pasar saham perlembar akibat jumlah lembar saham yang terlalu banyak.

Perusahaan memilih untuk menerbitkan deviden saham ketimbang deviden kas karena alasan :
Ψ Saldo laba kemungkinan telah menjadi besar relatif terhadap jumlah ekuitas pemegang saham sehingga perusahaan menghendaki kapitalisasi permanen yang lebih besar
Ψ Harga pasar saham mungkin saja telah melambung diatas kisaran perdagangan yang dikehendaki
Ψ Dewan direksi boleh jadi ingin merangkul lebih banyak pemegang saham kemudian ingin membeli produk dan akhirnya mengatrol jumlahnya dengan memperbanyak saham yang beredar.
Ψ Deviden saham dapat membungkam tuntutan pemegang saham atas deviden kas dari perusahaan yang tidak memiliki kas yang memadai untuk membayar deviden kas.


Pada saat suatu perusahaan mengumumkan deviden maka jumlah saham yang akan diterbitkan didasarkan kepada:
1) Jumlah saham yang beredar (outstanding)
2) Jumlah lembar saham yang diterbitkan.

0 komentar:

  © Edited by Mira Mind's July 2009

Back to TOP